ANGGI D-3 TKJ CILACAP

ANGGI D-3 TKJ CILACAP
@nkgy_cool

Friday, January 19, 2007

Linux dan Bisnis Model Open Source

Linux dan Bisnis Model Open Source
Linux adalah sistem operasi yang bersifat open source. Ada banyak lisensi yang bersifat open source. Lisensi-lisensi yang bersifat open source didefinisikan dalam Open Source Definition dan disertifikasi oleh Open Source Organization.
Pada umumnya, program-program yang membentuk Linux berlisensi GNU Public License. Setiap orang tidak hanya berhak memperoleh software bersifat open source secara gratis, tetapi juga berhak memodifikasi source code software tersebut.
Meracik software yang bersifat open source menjadi satu software yang mudah diinstalasi dan digunakan, kemudian menjualnya dengan menyertakan pelayanan dan support kepada pembeli adalah bentuk dasar dari bisnis model open source. Kelebihan dari bisnis model ini adalah, biaya untuk membangun sebuah software dapat ditekan serendah mungkin tanpa mengurangi kualitas dari software tersebut.
Walaupun bisnis model ini tidak lebih sederhana dari bisnis model software yang konvensional, penulis yakin bahwa bisnis model ini bisa menjadi satu pemecahan untuk mengatasi pembajakan software yang merupakan masalah besar di dunia software komputer. Di Indonesia sendiri kurang lebih 90% dari software yang ada di masyarakat adalah software bajakan. Kondisi ini pula merupakan salah satu kendala yang menghambat perkembangan dunia software di Indonesia.
Pada masa mendatang, dimulai dari Linux, diperkirakan akan muncul banyak perusahaan software yang akan membuat produknya secara open source. Bila budaya open source ini dapat juga berkembang di Indonesia, hembusan angin segar akan dapat dirasakan oleh pengembang software di tanah air.
Linux adalah sistem operasi yang bersifat open source. Ada banyak lisensi yang bersifat open source. Lisensi-lisensi yang bersifat open source didefinisikan dalam Open Source Definition dan disertifikasi oleh Open Source Organization.
Pada umumnya, program-program yang membentuk Linux berlisensi GNU Public License. Setiap orang tidak hanya berhak memperoleh software bersifat open source secara gratis, tetapi juga berhak memodifikasi source code software tersebut.
Meracik software yang bersifat open source menjadi satu software yang mudah diinstalasi dan digunakan, kemudian menjualnya dengan menyertakan pelayanan dan support kepada pembeli adalah bentuk dasar dari bisnis model open source. Kelebihan dari bisnis model ini adalah, biaya untuk membangun sebuah software dapat ditekan serendah mungkin tanpa mengurangi kualitas dari software tersebut.
Walaupun bisnis model ini tidak lebih sederhana dari bisnis model software yang konvensional, penulis yakin bahwa bisnis model ini bisa menjadi satu pemecahan untuk mengatasi pembajakan software yang merupakan masalah besar di dunia software komputer. Di Indonesia sendiri kurang lebih 90% dari software yang ada di masyarakat adalah software bajakan. Kondisi ini pula merupakan salah satu kendala yang menghambat perkembangan dunia software di Indonesia.
Pada masa mendatang, dimulai dari Linux, diperkirakan akan muncul banyak perusahaan software yang akan membuat produknya secara open source. Bila budaya open source ini dapat juga berkembang di Indonesia, hembusan angin segar akan dapat dirasakan oleh pengembang software di tanah air.

Saturday, January 6, 2007

HACKER

Hacker adalah orang yang membuat atau memodifikasi perangkat lunak komputer dan perangkat keras komputer seperti program komputer, administrasi dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan keamanan. Hacker umumnya memiliki konotasi negatif karena aksi-aksinya yang mengakibatkan kerugian pihak tertentu seperti mengubah tampilan suatu situs web, menyisipkan kode-kode virus dsb. Hacker menggunakan celah-celah keamanan yang belum diperbaiki oleh pembuat perangkat lunak (bug).
Dan biasanya para hacker dibagi menjadi 2 golongan White Hat dan Black Hat, dimana fungsi dan pekerjaan yang dilakukannya berbeda.

Rekayasa Perangkat Lunak

Rekayasa Perangkat Lunak pada prinsipnya menekankan pada tahapan-tahapan pengembangan suatu perangkat lunak yakni : Analisis, Desain, Implementasi, Testing dan Maintenance. Pada tahap yang lebih luas Rekayasa Perangkat Lunak mengacu pada Manajemen Proyek pengembangan Perangkat Lunak itu sendiri dengan tetap memperhatikan tahapan-tahapan pengembangan sebelumnya.
Dalam pengembangannya perangkat lunak memiliki berbagai model yaitu model water fall ('model konvensional' sebagai model terdahulu yang dikembangkan dan karena model water fall nyaris sama dengan siklus hidup pengembangan sistem), model prototype ('model yang disukai oleh user dan pengembang), model sequensial linear, model RAD 'rapid aplikation model'.

Friday, January 5, 2007

PENGEMBANGAN KOTA BERBASIS ICT

Pengembangan Kota Berbasis ICT
Pengembangan dan pembangunan kota sama halnya ketika membangun sebuah rumah. Diperlukan perencanaan yang jelas mengenai desain, luas, lebar, material yang digunakan, tenaga kerja yang dibutuhkan, biaya dan sebagainya. Tanpa adanya perencanaan yang jelas, rumah yang akan dibangun pasti akan kacau balau karena tidak singkron satu dengan yang lain. Pengembangan dan pembangunan sebuah kota juga memerlukan perencanaan yang matang dan tearah yang disebut master plan kota. Selain master plan, peranan information and communication technology (ICT) menjadi satu faktor penentu untuk menciptakan kota yang modern berbasis konsep cybercity. ICT berperan sebagai enabler untuk merealisasikan visi dari suatu kota ketika ICT dapat disinergikan dengan rencana strategic kota maka competitive advantage akan tercipta. Artikel ini mencoba untuk memberikan gambaran umum tentang Pangkalpinang Education Cyber City (PECC) dan peranan ICT dalam pengembangan dan pembangunan kota Pangkalpinang, Propinsi Bangka Belitung (Babel).